k9fNfc9la6TpAxgmQLSGLRtfzYBM7Q8ABHwNMyzK
Bookmark

Pengertian Angin dan Jenis-jenisnya

Angin merupakan fenomena keseharian yang selalu dirasakan. Secara sederhana, angin diartikan sebagai massa udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Dari mana dan menuju ke manakah angin itu bergerak? Tiupan angin terjadi jika di suatu daerah terdapat perbedaan tekanan udara, yaitu tekanan udara maksimum dan minimum. Angin bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke minimum.

Misalnya, pada Desember, matahari sedang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS), contohnya Benua Australia. Oleh karena pengaruh sinar matahari, udara di Benua Australia akan memuai sehingga tekanannya menjadi rendah (minimum). Adapun di Belahan Bumi Utara (BBU), Benua Asia, pada Desember sedang mengalami musim dingin sehingga tekanan udaranya tinggi (maksimum). Akibat perbedaan tekanan udara tersebut, bergeraklah massa udara (angin) dari Benua Asia ke Benua Australia.
Ada tiga hal penting yang berhubungan dengan sifat angin, yaitu kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin. Kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer. Semakin cepat angin bertiup, semakin cepat mangkuk berputar.
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mengenal beberapa jenis angin. Penamaan angin bergantung dari arah mana angin itu bertiup. Misalnya, jika datangnya dari arah gunung disebut angin gunung, dan jika datangnya dari arah timur disebut angin timur.

1) Angin Passat (Trade Wind)

Angin Passat adalah angin yang bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Angin ini berasal dari daerah maksimum subtropik menuju ke daerah minimum ekuator. Sesuai dengan hukum Buys Ballot yaitu karena pengaruh gaya Corriolis (rotasi bumi), angin di belahan bumi utara berbelok ke arah kanan dan di belahan bumi selatan bergerak ke arah kiri. Angin Passat yang datangnya dari arah timur laut (di daerah iklim tropika di belahan bumi utara) disebut angin Passat Timur. Adapun Angin Passat yang bertiup dari arah tenggara disebut Angin Passat Tenggara.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Oleh karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua Angin Passat tersebut dinamakan daerah teduh khatulistiwa (doldrums) atau daerah tidak ada angin. Daerah ini disebut juga sebagai Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT) yaitu daerah yang merupakan zona dengan suhu udara tertinggi. Oleh karena suhu yang tinggi tersebut, maka disebut juga ekuator thermal. Suhu yang tinggi tersebut mengakibatkan tekanan udara menjadi rendah.

2) Angin Anti-Passat

Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan Angin Anti-Passat. Di belahan bumi utara disebut Angin Anti-Passat Barat Daya dan di belahan bumi selatan disebut Angin Anti-Passat Barat Laut.
Pada daerah sekitar lintang 20°–30° LU dan LS, Angin Anti-Passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.

3) Angin Barat (Westerlies)

Angin Barat adalah angin yang selalu berembus dari arah barat sepanjang tahun pada daerah garis lintang 35°LU–60°LU dan 35°LS–60°LS. Angin barat yang lebih stabil dan teratur adalah di daerah 40°LS–60°LS, karena daerah ini letaknya lebih luas sehingga udaranya relatif merata. Pengaruh Angin Barat di belahan bumi utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh Angin Barat ini sangat besar, terutama pada daerah 60° LS. Di sini bertiup Angin Barat yang sangat kencang dan oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.

4) Angin Timur Kutub (Polar Easterlies)

Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Kemudian dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60° LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin Timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.

5) Angin Muson (Monsun)

Angin Muson adalah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada April–Oktober di Asia mengalami tekanan udara minimum sedangkan di Afrika Selatan dan Australia mengalami tekanan udara maksimum. Pada saat itu mengalir angin musim dari afrika bagian selatan dan Australia menuju ke Asia. Bagi kawasan Indonesia angin tersebut merupakan angin musim tenggara atau timur yang tidak membawa hujan, karena tidak melewati lautan yang luas. Akan tetapi untuk daerah bagian selatan yaitu Pulau Seram dan Pantai Timur Sulawesi Selatan pada saat itu turun hujan. Hanya saja persebarannya tidak merata di setiap wilayah. Semakin ke timur curah hujan semakin berkurang karena kandungan uap airnya semakin sedikit. Angin musim ini diberi nama angin Muson Barat.
Pada Oktober–April matahari terdapat di belahan bumi selatan. Di Afrika Selatan dan Australia mengalami tekanan udara minimum, sedangkan di Asia mengalami tekanan udara maksimum. Angin berembus dari Asia ke Afrika Selatan dan Australia. Angin itu merupakan angin yang banyak membawa uap air dari Samudera Pasifik sehingga bagi Indonesia saat itu turun hujan. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin ini tidak banyak mengandung uap air. Oleh karena itu pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatra, Sulawesi Tenggara, dan pantai Selatan Papua. Angin musim ini diberi nama angin Muson Timur.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba. Adapun ciri-ciri musim pancaroba, yaitu udara terasa panas, arah angin tidak teratur, dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat, serta turun hujan dengan lebat.

6) Angin Lokal

Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat), yaitu sebagai berikut.

a) Angin Darat dan Angin Laut

Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin yang biasa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama penduduk yang menetap di daerah pesisir. Angin darat bertiup dari daratan menuju laut, sedangkan angin laut bergerak dari laut menuju darat.
Dilihat dari sifat benda, daratan itu merupakan benda padat, sedangkan lautan merupakan benda cair. Anda mungkin telah mengetahui bahwa daratan sebagai benda padat akan mudah menyerap panas sinar matahari dan lebih cepat melepaskan panas. Oleh karena itu, pada malam hari, daratan lebih cepat dingin daripada laut. Oleh karena suhu di daratan pada malam hari lebih rendah, menyebabkan tekanan udara di daratan tinggi (maksimum), sedangkan tekanan udara di lautan rendah.
Sesuai dengan hukum Buys Ballot, udara akan bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke daerah minimum. Jadi pada malam hari bertiuplah angin dari darat menuju laut. Itulah yang dinamakan angin darat. Angin darat dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional untuk pergi melaut pada malam hari.
Pada siang hari, daratan lebih cepat menerima panas dan lautan relatif lebih lambat. Hal tersebut menyebabkan daratan merupakan pusat tekanan rendah (minimum) dan lautan merupakan pusat tekanan tinggi (maksimum). Oleh karena itu, pada siang hari berembuslah angin dari laut menuju darat. Itulah yang dinamakan angin laut.

b) Angin Gunung dan Angin Lembah

Angin gunung merupakan jenis angin yang bergerak dari gunung menuju lembah, dan sebaliknya angin lembah bertiup dari lembah menuju gunung. Proses terjadinya angin gunung dan angin lembah tidak jauh berbeda dengan angin darat dan angin laut.
Pada pagi hari sampai kira-kira pukul 14.00, gunung atau pegunungan lebih cepat menerima panas matahari jika dibandingkan dengan lembah. Oleh karena itu, pada siang hari suhu udara di gunung atau pegunungan lebih tinggi jika dibandingkan dengan lembah. Hal ini menyebabkan tekanan udara di gunung atau pegunungan relatif lebih rendah (minimum), sedangkan tekanan udara di lembah lebih tinggi sehingga berembuslah angin dari lembah menuju gunung. Itulah yang dinamakan angin lembah. Jadi, angin lembah terjadi pada pagi hari sampai menjelang sore hari.
Pada sore hari dan malam hari, terjadi kondisi yang sebaliknya. Di wilayah lembah, suhu udaranya masih relatif tinggi dibandingkan gunung atau pegunungan. Hal ini menyebabkan tekanan udara di lembah lebih rendah (minimum). Akibatnya, berembuslah angin arah gunung menuju lembah. Itulah yang dinamakan angin gunung. Suasana kedua angin ini akan sangat terasa jika Anda berada di wilayah kaki gunung atau pegunungan.

c) Angin Jatuh

Angin jatuh disebut juga angin fohn. Fohn adalah angin jatuh atau turun yang kering dan panas. Angin sejenis ini pada awalnya diketahui di lereng pegunungan Alpina Utara. Angin sejenis ini pada daerah tersebut dinamakan angin fohn yaitu angin kering yang bergerak menuruni lereng pegunungan. Dilihat dari proses terjadinya, angin jatuh sebenarnya hampir sama dengan angin gunung. Faktor yang membedakan antara angin jatuh dan angin gunung terletak pada sifat-sifatnya.
Sebagian besar angin jatuh bersifat kering dan panas. Hal ini terjadi jika angin jatuh bertiup dari daerah yang memiliki temperatur lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang didatangi. Contoh angin jatuh yang terdapat di Indonesia, antara lain Angin Wambraw (Biak), Bahorok (Deli), Kumbang (Cirebon), Gending (Pasuruan), dan Brubu (Makassar). Angin ini juga dapat bersifat kering dan dingin jika angin bergerak dari puncak pegunungan yang tinggi, misalnya Angin Mistral di pantai selatan Prancis, Angin Bora di pantai Samudra Atlantik, dan Angin Scirocco di pantai Laut Adriatik.
0

Posting Komentar