k9fNfc9la6TpAxgmQLSGLRtfzYBM7Q8ABHwNMyzK
Bookmark

Apa itu Kapitalisme?

Kapitalisme
Kapitalisme

Membincang dasar teori ekonomi kapitalisme maka sosok Adam smith dengan The Wealth of Nations yang akan muncul kepermukaan. Salah satu hal penting dalam membahas dasar teori kapitalisme adalah mengetahui ciri mendasarnya yaitu pemaksimalan keuntungan individu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dimaksudkan membantu kepentingan publik. Kapitalisme merupakan sebuah sistem ekonomi yang lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ekonomi secara individu. Meskipun demikian, orientasi individu tetap merupakan tahapan awal bagi kepentingan publik atau sosial. Motif sosial yang tersembunyi (hidden social motive) itulah yang disebut Smith sebagai the invisible hands. Perpaduan kepentingan privat dan publik ini selanjutnya dijelaskan bahwa setiap manusia dipimpin langsung oleh kepentingan dan tindak tanduk ekonominya, tapi dengan tidak mengesampingkan kepentingan bersama . 

Dalam The Wealth of Nations Smith menyatakan the nature and causes of the wealth of nations is what is properly called political economy. Mempelajari paradigma dan ide dasar kapitalisme dapat dilakukan dengan menginterpretasikan karya Smith. Salah satunya adalah Frans Seda yang membuat interpretasi The Wealth of Nations dengan mengajukan lima prinsip fundamental dari kapitalisme murni. Pertama bahwa kapitalisme adalah pengakuan penuh atas hak milik perseorangan atau individu tanpa batas-batas tertentu. Kedua, kapitalisme merupakan pengakuan akan hak individu untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi. Ketiga, kapitalisme mengisyaratkan pengakuan akan adanya dorongan atau motivasi ekonomi untuk meraih keuntungan semaksimal mungkin (Profit Motive). Keempat, kapitalisme juga memuat pengakuan akan adanya kebebasan melakukan kompetisi dengan individu lain (freedom for competition). Kelima, kapitalisme mengakui berlakunya hukum ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar. Pengakuan-pengakuan inilah yang merupakan bentuk manifestasi konsep laissez-faire, laissez-passer , sebuah konsep yang akrab dalam perbincangan mengenai dasar teori kapitalisme.

Pemahaman lain mengenai ide dasar kapitalisme dikemukakan oleh Max Weber. Weber mendefinisikan kapitalisme sebagai sistem produksi komoditi berdasarkan kerja berupah untuk menjual dan diperdagangkan guna mencari keuntungan. Ciri produksi berdasarkan upah buruh dan pertukaran di pasar merupakan karakter mendasar bagi kapitalisme. Sistem pasar ini menimbulkan konsekuensi logis berupa proses rasionalisasi yang mengacu pada bagaimana meraih keuntungan sebesar-besarnya atau akumulasi kapital secara terus menerus Bagi Marx, kapitalisme tidak didefinisikan oleh motif dan orientasi kaum kapitalis, karena sebenarnya mereka didorong oleh logika sistem ekonomi untuk memupuk modal. Kapitalisme bagi Marx adalah suatu bentuk masyarakat kelas yang distrukturisasikan dengan cara khusus dimana manusia diorganisasikan untuk produksi kebutuhan hidup. Kapitalisme adalah hasil dari praktek reproduksi manusia, Marx menganalisa untuk mengetahui bagaimana sistem itu bekerja dan memproduksi diri sendiri, serta untuk menunjukkan kondisi yang mampu menggantikannya .

Menurut Ayn Rand, kapitalisme adalah a social system based on the recognition of individual right, including property right, in which all property is privately owned. (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik dimana semua pemilikan adalah milik privat). Menurut Rand, kebebasan individu merupakan tiang pokok kapitalisme, karena dengan pengakuan hak alami tersebut individu bebas berfikir, berkarya dan berproduksi untuk keberlangsungan hidupnya. Pada gilirannya, pengakuan institusi hak individu memungkinkan individu untuk memenuhi kepentingan dirinya. Menurut Rand, manusia hidup pertama-tama untuk dirinya sendiri, bukan untuk mensejahterakan orang lain. Rand menolak kolektivisme, altruisme, mistisme. Konsep dasar bebas Rand merupakan aplikasi sosial dan pandangan epistemologisnya yang natural mekanistik. Terpengaruh oleh gagasan the invisible hand dari Smith, pasar bebas dilihat oleh Rand sebagai proses yang senantiasa berkembang dan selalu menuntut yang terbaik atau paling rasional.

Kapitalisme terus berkembang, bergerak dan beradaptasi dengan sejarah. Namun dalam perkembangannya yang dramatik sebenarnya tidak banyak menimbulkan perubahan pada gagasan dasarnya. Sistem perekonomian kapitalisme muncul dan semakin dominan semenjak peralihan zaman feodal ke zaman modern. Pada zaman kolonialisme akumulasi modal yang tersentralisasi di Eropa (Inggris) didistribusikan ke beberapa penjuru dunia, yang pada gilirannya menghadirkan segenap kemiskinan di wilayah jajahannya . 

Tahap-tahap Kapitalisme 

1. Kapitalisme Purba

Kapitalisme Purba adalah tahapan awal pembentukan kapitalisme yang ditemukan dalam bibit-bibit pemikiran masyarakat feodal yang berkembang di Babilonia, Mesir, Yunani, dan Kekaisaran Roma. Para ahli ilmu sosial menamai tahapan-tahapan kapitalisme purba ini dengan sebutan commercial capitalism. Kapitalisme komersial berkembang ketika pada zaman itu perdagangan lintas suku dan kekaisaran sudah berkembang dan membutuhkan sistem hukum ekonomi untuk menjamin fairness perdagangan ekonomi yang dilakukan oleh para pedagang, tuan tanah, kaum rohaniwan. Perkembangan selanjutnya adalah perkembangan kapitalisme yang dikenal sebagai tata cara dan “kode etik” yang dipakai oleh kaum merkantilis. Tatanan ekonomi dan politik yang berkembang memerlukan hukum dan etika yang disusun dengan relatif mapan.

2. Kapitalisme Industri

Pandangan merkantilis dan perkembangan pasar berikut sistem keuangan telah mengubah cara ekonomi feodal yang semata-mata bisa dimonopoli oleh para tuan tanah, bangsawan dan kaum rohaniwan. Ekonomi mulai bergerak menjadi bagian dari perjuangan kelas menengah. Ditambah rasionalisasi filosofis abad modern yang dimulai dengan era renaissance dan humanisme mulai menjalari bidang ekonomi juga. Tokoh yang berpengaruh dalam tahap ini adalah Thomas Hobbes dengan pandangan egoisme etisnya, yang pada intinya meletakkan sisi ajaran bahwa setiap orang secara alamiah pasti akan mencari pemenuhan kebutuhan atas dirinya. John Locke. Dia menekankan sisi liberalisme etis, bahwa manusia harus dihargai hak kepemilikan personalnya. Adam Smith dengan filsafat laissez faire dalam prinsip pasar dan ekonomi.

3. Kapitalisme Lanjut

Dalam fase ini, kapitalisme bukan semata lagi hanya mengakumulasi modal tapi juga investasi. Kapitalisme tidak hanya bermakna kosumsi dan produksi belaka, tapi menabung dan menanam modal sehingga mendapatkan keuntungan berlipat dari sebuah usaha adalah usaha yang terus ditumbuhkan. Kapitalisme lanjut dengan refleksi sosialnya terus mengembangkan bagaiman amereka tetap berkembang mendapatkan keuntungan tapi tetap menyediakan lahan pendapatan yang cukup bagi para konsumen sebagai sekaligus faktor utama pasarnya. 

Ada 3 perspektif besar dalam memandang kapitalisme, Pertama, perspektif yang melihat kemungkinan terjadinya krisis struktural dalam kapitalisme. Krisis ini muncul sebagai akibat antagonisme inheren antara kapital dan tenaga kerja. Kelompok ini menegaskan sistem ekonomi kapitalisme sebagai alternatf ideologi masa depan. Alternatif yang ditawarkan adalah sosialisme walaupun pada akhirnya sosialisme bukan pilihan, setidaknya harus dikembangkan suatu cara produksi yang non-kapitalisme. Dibalik keberhasilan kapitalisme seabagai sistem ekonomi dunia maupun ideologi yang berusaha menciptakan kondisi masyarakat yang berkelimpahan (affluent society)  ada bahaya struktural dengan indikasi semakin besarnya kesenjangan akumulasi kapital antarkelas. 

Perspektif kedua adalah pandangan yang secara paradigmatik bersifat kontra dengan pandangan sebelumnya. Kelompok ini memandang kapitalisme sebagai sesuatu yang alamiah dan dengan demikian akan mampu mengatur perekonomian masyarakat secara otomatis, seperti invisible hand Smith yang menjaga keseimbangan sistem ekonomi tersebut, termasuk masalah struktural kapitalisme, seperti kemiskinan, ketimpangan distribusi kapital, monopoli, ketidakseimbangan lingkungan, industri militer yang membahayakan perdamaian, dll. 

Perspektif Ketiga memandang kecenderungan faktual perkembangan kapitalisme. Kapitalisme jelas tidak sempurna dalam format aslinya dan mekanisme pasar tidak menjamin secara absolut pengaturan masyarakat. Kelompok ini mencoba menjadikan perspektif pertama dan kedua sebagai evaluasi dengan menggunakan kacamata realitas di lapangan. Perspektif ini mengambil kebaikan dari perspektif radikal sekaligus mengomparasikan dengan keunggulan perspektif liberal.

Kapitalisme sebagai sistem ekonomi dunia tidak akan pernah berhenti, pertumbuhan ekonomi sebagai konsep dasar pembangunan ala kapitalisme akan mengalami pertumbuhan model rhizomatik. Kapitalisme secara anarkis membangun jaringan rhizomatik kapital dengan segala aspek: politik, seks, olahraga, pendidikan, kebugaran tubuh, keamanan, bahkan kehidupan-kematian. Ia menciptakan bentuk komersialisasi segala sisi kehidupan.


Posting Komentar

Posting Komentar