k9fNfc9la6TpAxgmQLSGLRtfzYBM7Q8ABHwNMyzK
Bookmark

Proses Pembentukan Tanah (Genesa Tanah)

genesis-tanah
Lapisan Tanah

Tanah dapat terbentuk apabila tersedia bahan asal ( bahan induk ) dan faktor yang mempengaruhi bahan asal.  Bahan asal atau bahan induk terbentuknya tanah dapat berupa mineral, batuan dan bahan organik. Sedangkan faktor yang mengubah bahan asal menjadi tanah  berupa iklim dan organisma hidup. Terbentuknya tanah tersebut tentunya memerlukan suatu tempat ( relief ) tertentu dan juga memerlukan waktu yang cukup lama.

Apabila kita perhatikan definisi tanah yang dikemukakan oleh Isa Darmawijaya, maka akan nampak adanya lima faktor pembentuk tanah, yaitu :

1. Bahan Induk

2. Iklim

3. Organisma Hidup

4. Relief ( Topografi ) dan

5. Waktu

Dari ke lima faktor tersebut, faktor pembentuk tanah yang paling dominan adalah faktor iklim. Bahan induk, organisma hidup dan relief keberadaannya dipengaruhi oleh iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah sering disebut dengan istilah Weathering. Untuk memperjelas peranan dari masing-masing faktor pembentuk tanah, perhatikan uraian di bawah ini.

1. Bahan Induk ( Bahan Asal )

Bahan induk merupakan bahan asal yang nantinya akan terbentuk tanah. Bahan induk dapat berupa mineral, batuan dan bahan organik (sisa-sisa bahan organik/ zat organik yang telah mati).

2. Iklim

Iklim merupakan faktor yang paling dominan dalam pembentukan tanah, karena iklim bersifat aktif dalam mempengaruhi bahan induk. Oleh karena itu istilah yang digunakan dalam proses pembentukan tanah adalah ” weathering ” .Unsur iklim yang berperan dalam proses pembentukan tanah adalah temperatur udara dan curah hujan.

3.  Organisme

Semua mahluk hidup, baik selama masih hidup maupun setelah mati mempunyai pengaruh dalam pembentukan tanah. Diantara mahluk hidup yang paling berperan dalam pembentukan tanah adalah vegetasi, karena vegetasi mempunyai kedudukan yang tetap dalam waktu yang lama. Berbeda dengan manusia dan binatang yang selalu bergerak atau berpindah tempat.

Vegetasi merupakan organisma hidup yangt mempunyai peranan paling besar dalam proses pembentukan tanah. Akar-akar vegetasi mampu dalam melakukan pelapukan fisik karena tekanannya dan mampu melakukan pelapukan kimia karena unsur-unsur kimia yang dikeluarkan oleh akar, sehingga tanah-tanah di sekitar akar akan banyak mengandung bikarbonat. Disamping itu vegetasi yang telah mati akan menjadi bahan induk terbentunya tanah, terutama tanah-tanah organik ( humus ). 

Organisma hidup yang berupa hewan besar tidak begitu besar peranannya dalam membentuk tanah. Organisma hidup berupa hewan yang paling berperan dalam pembentukan tanah adalah mikro-organisma berupa bakteri pembusuk. Mikro-organisma ini terutama berperan aktif dalam pembentukan tanah-tanah organik. Mikro-organisma ini akan bekerja sangat efektif pada suhu berkisar 25ºC. Oleh karena itu di daerah tropis perkembangan tanah organik lebih intensif dibandingkan dengan di daerah sedang atau daerah dingin. 

4. Relief / topografi

Topografi atau relief berpengaruh dalam mempercepat atau memperlambat proses pembentukan tanah.  Pada daerah yang mempunyai relief miring proses erosi tanah lebih intensif sehingga tanah yang terbentuk di lereng seperti terhambat. Sedangkan pada daerah datar aliran air permukaan lambat, erosi kecil sehingga proses pembentukan tanah lebih cepat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa  daerah semakin miring faktor penghambat pembentukan tanah semakin besar.

5. Waktu

Pembentukan tanah membutuhkan waktu. Lama waktu pembentukan tanah terutama tergantung dari bahan induk dan iklim. Batuan yang keras lebih sulit terbentuk tanah dari pada batuan yang lunak. Demikian juga iklim dai daerah tropis akan lebih mudah dalam proses pembentukan tanah dari pada iklim di daerah sedang atau arid. Oleh karena itu tanah-tanah di daerah tropis biasanya lebih tebal dibandingkan dengan tempat lainnya.


0

Posting Komentar