k9fNfc9la6TpAxgmQLSGLRtfzYBM7Q8ABHwNMyzK
Bookmark

Proses Terbentuknya Bumi

Kondisi bumi pada awal proses pembentukannya (sekitar 4,7 milyar tahun yang lalu) sangat berbeda dengan kondisi sekarang. Pada saat itu, bahan bumi masih homogen atau seragam, yaitu tanpa benua dan samudra. Unsur yang ada di dalamnya terdiri atas silikon, oksida besi, magnesium, dan sebagian kecil berupa unsur kimia lainnya.

Proses Terbentuknya Bumi

Pada awal pembentukannya seluruh bagian planet bumi relatif dingin. Lama kelamaan meningkat suhunya menjadi seperti saat ini. Sejumlah ahli memberikan penjelasan dengan mengajukan tiga faktor yang menyebabkan naiknya suhu bumi, yaitu karena adanya proses yang dinamakan akresi, kompresi, dan disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif.

Akresi adalah penambahan panas karena bumi duhujani atau dihantam oleh benda-benda angkasa. Energi dari benda-benda tersebut berubah menjadi panas. Sebagai gambaran, tiap 5 ton berat benda diangkasa yang menghantam bumi dengan kecepatan 30 km/detik mampu memberikan energi yang sama denganledakan nuklir sebesar 1000 ton.

Faktor kedua yang menyebabkan naiknya suhu bumi adalah kompresi atau semakin memadatnya bumi karena gaya gravitasi. Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibanding bagian luarnya, sehingga pada bagian dalam bumi suhunya menjadi lebih panas daripada bagian luarnya. Tingginya suhu pada bagian dalam atau inti bumi, mengakibatkan unsur besi menjadi cair sehingga inti bumi merupakan cairan.

Faktor ketiga adalah disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium, dan potasium. Jumlah unsur-unsur tersebut sebenarnya relatif kecil dapat meningkatkan suhu bumi. Atom-atom dari unsur tersebut secara spontan terurai dan mengeluarkan partikel-partikel atom yang berubah menjadi unsur lain. Partikel-partikel tersebut diserap oleh batuan disekitarnya.

Secara singkat, proses pembentukan bumi terbagi menjadi 3 tahap, yaitu sebagai berikut :

Tahap pada saat bumi marupakan planet yang homogen atau belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi.

Proses diferensiasi atau pemilahan, yaitu ketika material besi yang lebih berat tenggelam menuju pusat bumi dan material yang lebih ringan bergerak ke permukaan. Pada tahap ini, bumi tidak lagi homogen, tetapi terdiri atas 2 bagian, yaitu material yang lebih berat (besi) di pusat bumi dan material yang lebih ringan di baian yang lebih luar.

Proses zonafikasi, tahap dimana bumi terbagi menjadi beberapa zona atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti besi cair, mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer yang cair dan litosfer yang terdiri atas kerak benua dan kerak samudra.

Pelapisan bumi yang tersusun sedemikian rupa, yaitu bagian terluar dari lapisan bumi keras dan yang ada di bagian bawah relatif cair. Hal ini menjadi bahan kajian para ahli. Permukaan bumi yang tampak diam sejak jaman dahulu telah mengalami perjalanan atau pergeseran yang jauh. Diantara orang yang mengajukan gagasan bahwa permukaan bumi mengalami pergeseran, yaitu Antonio Snidar-Pellegrini yang mengamati bahwa benua-benua, terutama Afrika dan Amerika Selatan merupakan benua yang pernah bersatu. Jika keduanya disambungkan, akan pas sesamanya.

Selanjutnya, Wegener mengembangkan teori ini dan memperagakan pergeseran benua. Pada mulanya di permukaan bumi hanya ada satu benua yaitu Pangea dengan satu samudra, yaitu Tethys. Pada jaman trias akhir Pangea mengalami perpecahan menjadi 2 benua besar yang disebut Gondwana dan Laurasia. Pada jaman karbon sekitar 65 juta tahun yang lalu pemisahan benua sudah tampak seperti sekarang tetapi daratan india belum bersatu dengan asia.


Posting Komentar

Posting Komentar