k9fNfc9la6TpAxgmQLSGLRtfzYBM7Q8ABHwNMyzK
Bookmark

Pengertian Kelas Kemampuan Lahan dan Macam

Klasifikasi kemampuan lahan (land capability classification) merupakan suatu proses penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari. Penggunaan lahan (landuse) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik materiil ataupun spirituil. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok besar, yaitu penggunaan lahan untuk pertanian dan penggunaan untuk non pertanian.

kelas-kemampuan-lahan
Kelas Kemampuan Lahan

Kegunaan evaluasi lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan) merupakan salah satu komponen penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan (landuse planning) (FAO, 2007). Hasil evaluasi lahan memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas-batas kemungkinan penggunaannya serta tindakan-tindakan pengelolaan yang diperlukan agar lahan dapat dipergunakan secara lestari sesuai dengan hambatan atau ancaman yang ada. Evaluasi lahan didasarkan atas seseri kualitas dan karakteristik lahan yang dianggap dapat mencerminkan perwatakan lahan ketika dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

Sifat-sifat lahan (land characteristics) adalah atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya. Sifat-sifat lahan belum menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan jika dipergunakan untuk suatu penggunaan, jadi belum dapat menentukan klas kemampuan lahan. Akan tetapi sifat-sifat lahan menentukan atau mempengaruhi perilaku lahan, yaitu bagaimana ketersediaan air, peredaran udara, perkembangan akar, kepekaan erosi, ketersediaan unsur hara dan sebagainya. Perilaku lahan yang menentukan pertumbuhan tanaman disebut kualitas lahan.

Berbagai karakteristik lahan yang dipertimbangkan sebagai dasar klasifikasi kemampuan lahan antara lain: kecuraman lereng, kepekataan erosi tanah (K), kerusakan erosi, kedalaman tanah efektif, tekstur tanah, permeabilitas, drainase, batu-batuan dan kerikil, singkapan batuan, ancaman bajir atau genangan, salinitas, dan lainnya.

Deskripsi tiap kelas kemampuan lahan

Kelas I. Lahan-lahan yang termasuk klas ini mempunyai solum dalam, tekstur halus, drainase baik, lereng datar - hampir datar, kesuburan alami tinggi atau mempunyai ciri-ciri yang mendorong tanaman bereaksi positif terhadap pemupukan. Lahan-lahan ini sesuai untuk pertanian, tanpa atau sedikit hambatan yang membatasi daya gunanya, hanya memerlukan pengolahan tanah yang biasa untuk meningkatkan produktifitasnya. Ini meliputi penggunaan pupuk, pengembalian sebagian sisa tanaman dan pupuk hijau atau pupuk kandang. Rotasi tanaman  perlu dilakukan.

Kelas II. Lahan-lahan dalam klas ini mempunyai beberapa ham¬batan yang mempersempit pilihan tanaman atau memerlukan tindakan pengawetan tanah dengan intensitas sedang. Penggunaan lahan dalam klas ini mungkin dibatasi oleh satu atau dua faktor seperti (a) lereng berombak, (b) bahaya erosi sedang, (c) kedalaman tanah sedang-agak dangkal, (d) drainase sedang. Pengolahan yang perlu dilakukan untuk tanah ini meliputi pembuatan teras, penanaman secara menjalur (strip cropping), pengolahan Lahan secara kontur (contour plowing), dan rotasi/pergiliran tanaman.

Kelas III. Lahan-lahan yang termasuk klas kemampuan III mempunyai ham¬batan yang hebat yang menurunkan pilihan tanaman atau memerlukan tindakan pengawetan tanah yang khusus. Terbatasnya pemakaian lahan dalam klas III disebabkan karena (a) lereng yang curam, (b) bahaya erosi yang besar, (c) permeabilitas tanah sangat lambat, (d) kedalaman tanah yang dangkal dan daerah perakaran terbatas, (e) kapasitas retensi air rendah, (f) kesuburan rendah, (g) sifat alkali salinitas sedang, dan (h) struktur tanah tidak mantap.

Kelas IV. Lahan-lahan dalam klas ini dapat ditanami, tetapi pilihan tanaman yang dapat ditanam sangat terbatas. Pengolahan lahan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Pilihan tanaman yang sebaiknya diusahakan lebih teerbatas dibandingkan dengan klas III. 

Faktor-faktor yang paling menghambat pada Lahan ini dapat satu atau lebih yaitu: (a) lereng curam, (b) kepekaan terhadap erosi besar, (c) telah terjadi erosi berat, (d) solum tanah dangkal, (e) kapasitas menahan air rendah, (f) drainase buruk, (g) sifat alkali dan salinitas yang tinggi.

Kelas V. Lahan-lahan dalam klas V hingga VIII biasannya tidak cocok untuk tanaman semusim. Pemakaian yang umum dari lahan termasuk klas V sangat dibatasi oleh faktor-faktor penghambat lain selain bahaya erosi. Contoh hambatan tersebut adalah: (a) sering mengalami banjir, (b) masa tumbuh terlalu singkat dibanding periodisasi banjir, (c) tanah berbatu, (d) merupakan daerah secara relief cekung sehingga air menggenang sulit untuk diatuskan.

Kelas VI. Lahan-lahan dalam klas ini sangat terbatas pemakaiannya, hanya cocok untuk padang rumput dan hutan. Pembatasannya sama seperti untuk klas V, tetapi lebih ketat, memerlukan usaha-usaha pencegahan erosi yang lebih berat.

Kelas VII. Lahan-lahan dalam klas ini sangat terbatas sekali pemakaiannya, yaitu daerah penggembalaan, hutan atau cagar alam. Pembatasan fisik sama seperti klas VI, lereng sangat curam antara 26-60 %, erosi berat, memerlukan usaha pengawetan tanah lebih be¬rat.

Kelas VIII. Lahan-lahan yang termasuk klas ini tidak boleh dipakai untuk produksi tanaman secara komersial. Penggunaannya terbatas pada hutan lindung, hutan rekreasi dan cagar alam, suplai air dan tujuan keindahan. Contoh lahan klas VIII adalah pantai berpasir, daerah perbukitan lereng curam tanah sangat tipis bahkan sebagian besar luas daerah merupakan singkapan batuan (out crop).


Posting Komentar

Posting Komentar