Mengenal Tes Kemampuan Akademik (TKA): Standar Baru Penilaian untuk Masa Depan Pendidikan Indonesia

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) memperkenalkan sebuah instrumen penilaian baru yang dirancang untuk mengukur capaian akademik siswa secara lebih terstandar dan objektif: Tes Kemampuan Akademik (TKA). Inisiatif ini lahir dari kebutuhan untuk memiliki sebuah acuan yang adil dalam membandingkan kemampuan siswa dari berbagai sekolah dengan standar penilaian yang beragam.
Apa Itu TKA dan Mengapa Penting?
Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah sebuah asesmen terstandar yang bertujuan untuk mengukur capaian akademik siswa pada mata pelajaran tertentu. Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa TKA tidak menggantikan penilaian yang dilakukan oleh sekolah dan tidak menentukan kelulusan siswa. Kelulusan tetap menjadi wewenang penuh satuan pendidikan.
Lalu, apa fungsi utama TKA?
Menjadi Bahan Pertimbangan Seleksi: Hasil TKA menjadi salah satu komponen pertimbangan untuk seleksi ke jenjang pendidikan selanjutnya (misalnya, dari SMA ke perguruan tinggi). Ini mengatasi masalah nilai rapor yang sulit dibandingkan antar sekolah karena standar yang berbeda-beda.
Penjaminan Mutu Pendidikan: Data dari TKA dapat digunakan pemerintah sebagai acuan untuk pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan secara nasional.
Penyetaraan Jalur Pendidikan: TKA menjamin adanya penyetaraan hasil belajar bagi siswa dari jalur pendidikan nonformal dan informal.
Singkatnya, TKA hadir untuk melengkapi sistem penilaian yang sudah ada, memberikan potret kemampuan akademik siswa yang lebih objektif dan bisa dibandingkan secara nasional.
Siapa Saja yang Mengikuti dan Apa yang Diujikan?
TKA dirancang untuk berbagai jenjang, mulai dari SD, SMP, hingga SMA/sederajat. Untuk jenjang SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK, mata pelajaran yang diujikan dibagi menjadi dua kategori:
Mata Pelajaran Wajib:
Matematika
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Mata Pelajaran Pilihan: Siswa dapat memilih dari beragam mata pelajaran sesuai dengan minat dan jurusan mereka, seperti Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Matematika Tingkat Lanjut, hingga berbagai bahasa asing (Jerman, Prancis, Jepang, Korea, Mandarin, Arab).
Salah satu poin terpenting adalah materi yang diujikan merupakan irisan dari Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Keputusan ini memastikan bahwa semua siswa, terlepas dari kurikulum yang digunakan di sekolahnya, memiliki kesempatan yang sama dan adil dalam mengerjakan soal TKA.
Format Soal dan Kompetensi yang Diukur
TKA tidak hanya menggunakan soal pilihan ganda biasa. Untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, TKA menggunakan format soal yang lebih beragam, yaitu:
Pilihan Ganda: Hanya ada satu jawaban benar.
Pilihan Ganda Kompleks (MCMA): Terdapat lebih dari satu jawaban benar.
Pilihan Ganda Kompleks (Kategori): Siswa harus merespons beberapa pernyataan dengan pilihan seperti "Benar/Salah" atau "Sesuai/Tidak Sesuai".
Lebih dari sekadar menguji hafalan materi, TKA dirancang untuk mengukur kompetensi kognitif yang mendalam. Sebagai contoh:
Dalam Bahasa Indonesia, kompetensi yang diukur meliputi pemahaman tekstual (informasi tersurat), pemahaman inferensial (kemampuan menyimpulkan informasi tersirat), serta evaluasi dan apresiasi terhadap teks.
Dalam Matematika, fokusnya adalah pada kemampuan pemecahan masalah (problem solving), penalaran, representasi matematis, dan koneksi matematis dalam konteks sehari-hari maupun konteks matematika murni.
Kesimpulan
Tes Kemampuan Akademik (TKA) merupakan langkah maju dalam menciptakan sistem evaluasi pendidikan yang lebih adil, transparan, dan berorientasi pada mutu. Bagi siswa, TKA adalah kesempatan untuk menunjukkan potensi akademik mereka secara objektif dalam skala nasional. Bagi sistem pendidikan, TKA adalah alat penting untuk pemetaan dan peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Dengan memahami kerangka TKA, siswa dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.